Read Time:3 Minute, 34 Second


Oleh : Mln. Murtiyono Yusuf Ismail

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
 قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ
Setan berkata, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, niscaya aku akan menghalangi mereka di jalan Engkau yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan dan belakang mereka serta dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Al-A’raf: 16-17)
Setan sejak ia ditaqdirkan Allah Ta’ala keluar dari surga, syaitan telah menerima MoU dari Allah Ta’ala bahwa dia diperkenankan menjadi batu ujian bagi manusia yang akan menuju kepada jalan Allah Ta’ala. 
Ayat yang telah disampaikan di awal tadi memberikan kepada kita gambaran bahwa karena keputusan Allah Ta’ala maka setan akan mencari kawan dari antara manusia untuk tidak mematuhi perintah Allah Ta’ala. Setan akan menjadi penghalang bagi mereka yang ingin meraih kesuksesan di jalan Allah Ta’ala. 
Orang-orang yang senantiasa ingin melakukan perbuatan yang benar dalam padangan Allah Ta’ala, maka mereka tidak akan mendapat jaminan keamanan dari ujian setan. Dari arah dan sudut mana saja setan akan berusaha memberikan gangguan kepada mereka yang ingin maju, dan setan tidak akan pernah kehabisan akal untuk memfitnah dan menghasut. Hingga orang-orang yang baik ini tidak mampu lagi mensyukuri dan melihat secara jelas segala karunia dan pertolongan Allah Ta’ala.
Namun bagi orang-orang yang senantiasa istiqamah, tetap setia dan teguh di jalan petunjuk Allah Ta’ala, maka penjagaan Allah Ta’ala terhadap setan akan senantiasa ada.
Lihatlah bagaimana di dalam surah Al-Fatihah, kaum yang mendapat julukan maghduub dan dhaalliin, sangat disayangkan mereka dulu kaum yang mendapat karunia petunjuk. Namun karena mereka tidak istikamah dalam menghadapi cobaan, pada akhirnya mereka mendapat taqdir yang pahit dari Allah Ta’ala hingga hari ini.
Istiqamah dalam petunjuk Allah Ta’ala unsurnya ada dua, yaitu Istiqamah terhadap keimanan dan istiqamah terhadap amal saleh. Agar manusia terbebas dari jeratan setan, maka manusia harus senantiasa memperhatikan dua unsur tersebut.
Iman adalah, suatu keyakinan akan adanya Dzat Allah Ta’ala, para Malaikat, Kitab-kitab yang diturunkan, para Nabi, hari kiamat dan hukum qada dan qadar-Nya. 
Lalu apakah amal saleh itu? Mengenai hal ini Hadhrat Imam Mahdi as. bersabda: “Di dalam Al-Qur’an Karim, bersama dengan iman, Allah Ta’ala juga menyebutkan amal saleh. Dan amal dikatakan untuk suatu (amal) yang didalamnya tidak ada keburukan sebesar dzarrah sekalipun. 
Ingatlah bahwa pencuri selalu merusak amal manusia. Apa itu? Pencuri mana yang merusak amal manusia. Riya, ingin dilihat, yaitu ketika seseorang melakukan suatu amal untuk dilihat. Ujub. Apa maksudnya? Itu artinya, dirinya merasa senang setelah melakukan suatu kebaikan. Ketika dia melakukan suatu kebaikan, pertama, dia melakukan sesuatu untuk dilihat. Kemudian, ketika dia melakukan suatu kebaikan, dirinya merasa senang, hatinya merasa senang bahwa saya telah melakukan kebaikan besar, saya telah menjadi seseorang. Dia merasa berpuas diri, kemudian dia menginginkan orang-orang memujinya.”
Beliau as. melanjutkan, “Berbagai macam keburukan dan dosa yang timbul darinya, itu menyebabkan amal menjadi sia-sia. Amal saleh adalah yang di dalamnya sama sekali tidak ada pemikiran untuk melakukan keaniayaan, ujub, riya, takabur, melanggar hak-hak manusia. Inilah amal saleh.”
“Sebagaimana di akhirat manusia bergantung pada amal saleh, demikian pula di dunia ini dia bergantung (pada amal saleh). Jika satu saja orang di dalam rumah beramal saleh, maka seluruh isi rumah akan selamat. Pahamilah bahwa selama tidak ada amal saleh, hanya beriman, maka tidak akan memberikan manfaat.”
Jika seorang hamba dengan berbekal istiqamah ia tulus dan ikhlas terhadap keimanan dan amal salehnya, maka insya Allah hal ini akan menjadikan sayap-sayap cinta dan kasih sayang Allah Ta’ala merengkuh jiwa yang rindu akan perjumpaan dengan-Nya dan tak akan pernah tersentuh oleh api Jahanam.
Ref:
– Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Singkat JAI
– Khutbah Idul Fitri, 10 Agustus 2013
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post RAHASIA RUKUN ISLAM
Next post MEMATIKAN DAN MENGHIDUPKAN