Read Time:2 Minute, 32 Second


Oleh: Mln. Muhammad Jaelani

Manusia dilahirkan dengan membawa kemampuan alami, seperti daya pikir atau perasaan, daya pengamatan, daya pertimbangan dan daya tanggap juga daya penyerta yang lainnya. Semata-mata kemampuannya itu agar manusia bisa mengambil pelajaran. Banyak hal yang bisa diambil oleh manusia sebagai pelajaran bagi hidupnya, di antaranya tentang kisah kaum terdahulu, kisah para hawariy atau sahabat dan sebagainya.

Di dalam Kitab-Kitab Suci terdapat kisah-kisah tentang kaum kaum yang telah hidup sebelum Agama Islam datang, biasa dikenal dengan kaum terdahulu. Jatuh bangun dan keterpurukan serta kebangkitannya pun dikisahkan di dalamnya. Semata-mata untuk menjadi pelajaran bagi pembacanya.

Seorang Dosen Perjanjian Lama, Dr Wim van der Weiden menulis tentang Seni Hidup Sastra Kebijaksanaan Perjanjian Lama. Di dalamya berkisah tentang bangsa Israel, derita, makna kehidupan, cinta antara pria dan wanita, hidup di akhirat, sikap terhadap atasan dan bawahan, persahabatan, kemalasan dan ketekunan, telah dipelajari dan diamati, digumuli dan dihayati selama berabad abad dengan kacamata iman oleh bangsa Israel.

Kisah tentang bangsa Israel tidak hanya ada dalam Kitab Perjanjian Lama saja, tapi juga tertera di dalam Al-Qur’an Karim. Ada hal yang menarik dari apa yang tertera di dalam Al-Qur’an berkenaan dengan kisah bangsa Israel pada surah Al-Baqarah: 54-58.

Di zaman Nabi Musa as Tuhan telah menurunkan Taurat kepada Hazrat Musa as sebagai petunjuk agar mereka menyembahNya. Alih-alih menyembah Tuhan Yang Maha Esa, malah menjadikan anak sapi sebagai sembahan. Kemudian, Nabi Musa as memperingatkan kaumnya agar bertobat kembali kepada Sang Pencipta dan agar membunuh hawa nafsu.

Ketika Musa as mengajak kaumnya untuk menyembah Allah swt mereka malah menolaknya karena ingin melihat Allah swt secara berhadap-hadapan. Dan, itu dikatakan dengan terang-terangan di hadapan Hazrat Musa as. Akibat ulahnya itu maka mereka disambar halilintar.

Sebelum halilintar menyambar kaum Hazrat Musa as, mereka dalam kondisi diliputi kesedihan dan kepahitan hidup akibat perjalanan yang melelahkan menuju negeri yang dijanjikan, berdampak juga terhadap penggunaan akal dan berkurangnya daya rasa sehingga daya tumbuh pun terganggu.
Namun, setelah kejadian itu, ketika halilintar menyambar mereka, maka bangsa Israel mendapatkan kembali hidupnya. Kehidupan keruhanian, yang membuat mereka mengalami kemajuan secara jasmani. Tuhan telah menurunkan bagi mereka manna dan salwa, Dia berfirman “Kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum” artinya, “makanlah dari apa apa yang baik yang telah Kami rezekikan kepadamu”.

Begitulah salah satu kisah di antara banyak kisah-kisah tentang kaum terdahulu. Yang bisa dijadikan pelajaran oleh mereka yang membacanya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw mewanti-wanti agar umat beliau selalu berdo’a supaya tidak tersesat dan jangan sampai menjadi umat yang dibenci oleh Allah Swt..

Tertera dalam hadis bahwa umat Rasulullah saw pun akan menyerupai Yahudi dan Nasrani, pada saat itulah Allah Ta’ala pun membangkitkan sosok yang akan membawanya kembali kepada jalan yang lurus, sosok yang telah dijanjikan kedatangannya oleh Nabi Muhammad saw yakni Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Almasih dan Imam Mahdi, inilah pekerjaan Allah swt. Seperti halnya bangsa Israel yang telah tersesat dan kembali ke jalan yang benar begitupula ada dari umat Rasulullah saw yang salah jalan dan akhirnya kembali kepada pangkuan haribaan-Nya.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Mengikat Tali Persaudaraan Dalam Islam
Next post Tanda Akhir Zaman Bermunculan, Saatnya Mencari Sosok Isa Ibnu Maryam dan Imam Mahdi