Read Time:5 Minute, 33 Second

Oleh: Mln. Dian Kamiludin Achmad
بسم الله الرحمن الرحيم
نحمده و نصلى على رسوله الكريم و على عبده المسيح الموعود
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

Istri-istrimu bagaikan sawah-ladang bagimu, maka datangilah sawah-ladangmu bilamana kamu sukai; dan kirimkanlah lebih dahulu kebaikan untuk dirimu dan bertakwalah kepada Allah swt., dan ketahuilah bahwa kamu akan bertemu dengan-Nya; dan berilah kabar suka kepada orang-orang mukmin. (QS. Al-Baqarah: 223)
Ayat ini merupakan bukti nyata akan kemurnian dan kewibawaan bahasa Al-Qur’an yang tak ada tara bandingannya. Suatu pokok yang sangat peka telah dibahas dengan cara yang sangat pantas dan sopan, dan seluruh filsafat pernikahan dan hubungan suami-istri telah dilukiskan dalam kalimat singkat, ialah, istri-istrimu itu bagaikan sawah ladang bagimu.

Seorang wanita sungguh seperti ladang, tempat benih keturunan disemaikan. Petani yang bijak memilih tanah terbaik, menyiapkan ladang terbaik pula, mendapatkan benih terbaik dan memilih saat dan cara menyemaikan yang terbaik. Begitu pula halnya seyogianya orang mukmin berbuat; sebab, pada panen yang dipungutnya dalam bentuk anak, bergantung bukan saja seluruh hati dengan dirinya sendiri, tetapi juga masyarakatnya.

Pada kenyataan agung dan mulia itulah kata-kata itu mengisyaratkan dengan tegas dan jelas. Dengan demikian, mengumpamakan wanita bagaikan ladang itu asas ilmu falsafah genetika (memperbaiki sifat-sifat bangsa melalui perjodohan yang baik) dan seks. (Tafsir Singkat mengenai ayat tersebut pada catatan kaki no. 272 dalam Al-Qur’an dengan Terjemahan dan Tafsir Singkat cetakan Jema’at Ahmadiyah Indonesia)

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan masalah etika dan sopan santun dalam berbagai hal, khususnya dalam masalah yang dibahas dalam ayat di atas. Permisalan yang digunakan untuk wanita/istri pun digambarkan dengan sangat indah, yang tidak menghilangkan maksud dan tujuan dari pembahasan ayat tersebut sehingga dengan misal yang diberikannya, membuat kita faham bagaimana posisi atau peran seorang wanita/istri dalam tujuan pernikahan yang akan melalui bahtera rumah tangga bersama suami dan keluarga kecilnya.
Jika dikaji maka akan didapati beberapa tugas dan peran istri dalam sebuah rumah tangga sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad ﷺ, di antaranya adalah sebagai berikut:
Mendampingi Suami Dengan Setia
Istri yang sholehah akan tetap berada di samping suaminya dalam setiap situasi dan kondisi, menemaninya dalam suka dan duka serta menentramkan hati suami yang mungkin sedang galau. Maka, pantaslah jika demikian mendapat ganjaran dari Allah Ta’ala, sebagaimana sabda RasuluLlaah ﷺ:
“Tiap-tiap istri yang wafat dan diridhoi oleh suaminya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Betapa besarnya ganjaran dari Allah SWT bagi istri yang selalu membuat suaminya ridho/senang dan hal ini pun akan membuat suaminya bahagia atas sikap istrinya yang sholehah tersebut. Karena istri tersebut akan memberikan senyuman dan support ketika mengantar dan menyambut suaminya dari bekerja, yang dengan ini suami semakin menyayangi dan semangat dalam mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya.
Mentaati Suami
Rumah tangga ibarat sebuah bahtera yang sedang mengarungi samudra. Supaya bahtera berhasil melayari samudra, nahkoda dan awak  harus bekerja sama. Hal ini sama saja seperti kehidupan suami istri, dimana istri harus mengikuti suami sehingga tujuan dari bahtera rumah tangganya dapat tercapai.
Suami adalah imam (pemimpin) dalam rumah tangga dan istri sebagai makmumnya. RasuluLlaah ﷺ bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (kehormatan), dan menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana yang kamu kehendaki.” (HR. Thabrani dan Ibnu Majah).
Luar biasa balasan bagi istri yang berbakti dan taat kepada suaminya, namun berbakti dan taat ini adalah dalam hal ma’ruf dan kebaikan. Akan berbeda kasusnya jika suami memerintahkan hal yang bersifat dosa, maka istri diizinkan untuk tidak mentaati suaminya tersebut.
Menjaga Rahasia Suami
Istri yang shalehah tidak akan membuka dan menyebarkan rahasia tentang hubungannya dengan suaminya kepada siapa pun, apalagi sampai menyebarkan kelemahan dan kejelekan suaminya kepada orang lain. Bahkan, untuk urusan yang sangat pribadi pun dilarang untuk dibuka rahasianya, seperti untuk urusan ranjang.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ, “Sesungguhnya seburuk-buruk derajat manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menyebarluaskan cacat atau rahasia istrinya dan istri yang membuka rahasia suaminya, lalu masing-masing membeberkan rahasianya.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
Bersyukur Dan Berdoa Untuk Suami
RasuluLlaah ﷺ bersabda, “Allah tidak akan memperhatikan wanita yang tidak mau berterima kasih kepada suaminya, sementara dia masih membutuhkannya.” (HR. Hakim)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa seorang istri harus bisa bersyukur atau berterima kasih kepada suaminya, karena suami sudah bersusah payah dalam mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Suami juga sudah berjuang untuk mengemudikan bahtera rumah tangga agar mencapai tujuan keluarga yang harmonis dan tentram.
Meskipun suami tidak memerlukan ucapan terima kasih dari istrinya, tetapi terima kasih seorang istri kepada suami akan membuat suami semakin mencintainya. Suami merasa dihargai dan dihormati oleh istrinya.
Mengurus Rumah Tangga
Seorang istri harus berusaha menciptakan suasana dan kondisi yang nyaman dalam rumah tangganya sehingga suami dapat melaksanakan kewajiban agama dan dunianya dengan baik.
Ingat pesan RasuluLlaah ﷺ, “Sebaik-baik wanita ialah bila engkau pandang, dia menyenangkan; bila engkau perintah, dia mentaati; dan bila engkau tidak ada, dia menjaga hartamu dan kehormatannya.” (HR. Nasa’i)
Artinya dalam kondisi ketika suami sedang mencari nafkah, maka istri di rumah dapat mengurus rumah tangga dengan penuh keikhlasan, baik menjaga harta suami (rumah maupun anak-anak) dan juga kehormatan dirinya sendiri sehingga suami bisa fokus dan tenang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, karena di rumah ada istri sholehah yang juga menunaikan kewajibannya dengan baik.
Mengasuh Anak-anak
Istri yang sholehah tentu akan menjaga dan tidak menyia-nyiakan amanat yang diberikan Allah SWT kepada dia dan suaminya, yaitu anak-anak. Sebab hal ini akan diminta pertanggung jawabannya di Hari Kiamat kelak.

Dalam hal ini tanggung jawab seorang ibu sangat berat, ia wajib mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah, yang nantinya bisa berkhidmat kepada agama dan berbakti kepada orang tua. Walaupun sebenarnya ini bukan tugas mutlak seorang istri karena suami juga mempunyai kewajiban yang sama, tetapi seorang istri mempunyai banyak waktu bersama anak-anak selama suami sedang mencari nafkah.

Inilah beberapa contoh tugas dan kewajiban seorang istri sesuai ajaran Islam, meskipun sebenarnya masih banyak banyak namun secara garis besar inilah yang paling penting untuk diketahui dan diamalkan. Yang akhirnya kita berdoa; semoga Allah Ta’ala memberikan bimbingan-Nya kepada kita, agar bisa mengamalkan itu semua untuk menjadi istri yang sholehah. Aamiin.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Level Keimanan dan Ujian
Next post Terpecahnya Umat Islam dalam Golongan-Golongan