Konsistensi, ketabahan dan ketekunan merupakan kunci keberhasilan, baik dalam hal duniawi atau rohani. ‘Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang konsisten walaupun itu sedikit’ demikian pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita.
Kita telah sama-sama melalui puasa Ramadhan ini; banyak keberkahan, pelajaran dan hikmah yang kita dapatkan. Semangat ibadah, sedekah dan muhasabah diri kita menjadi meningkat. Sehingga mungkin dalam diri kita sempat berpikir, andaikan kondisi diri kita yang seperti ini tidak hanya muncul di Ramadhan saja, melainkan di bulan-bulan yang lainnya.
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan teladan yang sempurna dalam hal konsistensi dalam ibadah. Beliau meningkatkan ibadah dan amal baik selama Ramadhan, tetapi beliau tidak membatasi kebaikan itu hanya di satu bulan saja, sebagaimana beliau bersabda:
“Jika saja kalian mengetahui apa saja keutamaan Ramadhan dengan sebenar-benarnya dan betapa dan bagaimana kasih sayang Allah Ta’ala atas kalian di bulan ini maka kalian akan berhasrat supaya sepanjang tahun berlangsung Ramadhan, supaya kalian dapat mengumpulkan karunia Allah ta’ala sepanjang tahun.” (At-Targhib wat-Tarhib, Kitab as-saum)
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini menekanan pentingnya Ramadhan bagi umat Islam dan mendorong mereka untuk memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini sebaik mungkin.
Selain itu, hadits ini juga menekankan bahwa umat Islam harus membawa semangat Ramadhan ini sepanjang tahun, melanjutkan perbuatan baik kita dan secara konsisten terus meningkatkan ibadah dan akhlak kita.
Untuk mencapai suatu tujuan ataupun latihan kita perlu konsisten, jika kita berhenti tentu latihan target dan tujuan kita akan tersendat bahkan berhenti. Kebaikan selama puasa juga seperti itu. Tujuan kita adalah untuk menjadi orang yang bertakwa, jika amal kita berhenti hanya di bulan Ramadhan saja dan kemudian kita abai di bulan-bulan lain, maka kita tidak dapat mencapai tujuan puasa tadi, bahkan kita mengalami kemunduran rohani.
Dalam hal menjaga semangat Ramadhan ini, Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad menyampaikan:
“Dari dua belas bulan, orang-orang menganggap Ramadhan, yakni puasa, dibatasi hanya satu bulan saja, tetapi bagi kami satu tahun penuh harusnya adalah Ramadhan dan seluruh hidup kita harus dijalani seperti itu.” (Khutbah Mahmud, Vol. 27, hal. 531)
Kedisiplinan dan pengendalian diri yang dicapai selama puasa di bulan Ramadhan bisa bermanfaat jika kita terus menjaga momentum tersebut secara konsisten. Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) mengatakan:
“Hal-hal yang mendapatkan perhatian pada bulan Ramadhan dan kebaikan yang dapat dilakukan, setelah berlalu bulan Ramadhan pun kita harus berupaya untuk tetap mempertahankannya, bahkan harus meningkatkannya. Hanya melewati bulan Ramadhan saja tidaklah memberikan manfaat berarti bagi kita, Jika kita tidak mempertahankan kebajikan-kebajikan dan perubahan suci tersebut dan tidak mengalami kemajuan di dalamnya. (Khotbah Jumat, 7 Mei 2021
Oleh karena itu, semangat Ramadhan jangan biarkan pudar sebelum kita sampai pada tujuan kita. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari bulan yang penuh berkah ini, kita harus menjadikannya sebagai Ramadhan yang tiada akhir dan berkelanjutan. Kita harus terus menunaikan shalat dengan perhatian dan kekhusukan yang sama seperti yang kita lakukan selama Ramadhan. Hanya dengan cara inilah kita dapat benar-benar menerima rahmat dan pertolongan Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰى
“Dan sesungguhnya keadaan di kemuadian hari lebih baik bagi engkau daripada keadaan sebelumnya.” (QS Ad-Dhuha [93]:5)
Ayat ini mengajarkan bahwa keadaan rohani kita tidak akan pernah stagnan. Kita sebaiknya terus berpegang teguh pada kebakan yang kita peroleh selama Ramadhan, dan terus melangkah dengan penuh perhatian dan ketabahan.
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَاعۡبُدۡ رَبَّکَ حَتّٰی یَاۡتِیَکَ الۡیَقِیۡنُ
“Dan teruslah menyembah kepada Tuhan engkau, hingga maut datang kepada engkau.” (QS al-Hijr [15]:100)
Hazrat Masih Mau’ud juga memberikan nasihat tentang ketabahan atau istiqomah:
“Dan yang dimaksud dengan istiqamah yang sempurna, ialah suatu kondisi tulus dan setia sedemikian rupa, yang tidak dapat dirusak oleh suatu ujian apa pun. Yakni suatu jalinan (hubungan) yang tidak dapat dipotong dengan pedang, tidak dapat dibakar oleh api, dan tidak dapat dicelakakan oleh bencana apa pun.” (Filsafat Ajaran Islam, hal. 117)
Jadi, ketika kebiasaan kita selama Ramadhan berupa ibadah dan pengorbanan kita terus lestarikan dalam rutinitas sehari-hari kita, barulah kita akan dapat menjalin hubungan yang langgeng dengan Sang Pencipta.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kita supaya mendapatkan kemajuan yang berkesinambungan.
More Stories
Hikmah Idul Adha: Mendidik Anak-anak Generasi Penerus
Salah satu hikmah Idul Adha adalah untuk mendidik generasi penerus. Oleh: Mln Mubarak Achmad لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا...
Bagaimana Cara Mendapatkan Kenikmatan dalam Shalat?
Pada mulaqat virtual dengan Jamiah Ahmadiyah Ghana dengan Hazrat Khalifatul Masih V (aba) yang diadakan pada tanggal 5 September 2020,...
Shalat Tasbih, Benarkah Shalat yang Disunnahkan?
Seorang perempuan bertanya kepada Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba), tentang tata cara melaksanakan shalat tasbih dan bagaimana kita harus menyelesaikan...
13 Cara Agar Doa Dikabulkan di Bulan Ramadhan
Ramadhan memiliki keterkaitan erat dengan doa. Salah satu keberkahan bulan Ramadhan adalah dikabulkannya doa-doa. Setelah menjelaskan ayat tentang kewajiban puasa...
13 Cara Agar Doa Dikabulkan di Bulan Ramadhan
Ramadhan memiliki keterkaitan erat dengan doa. Salah satu keberkahan bulan Ramadhan adalah dikabulkannya doa-doa. Setelah menjelaskan ayat tentang kewajiban puasa...
Kumpulan Doa-doa yang Disebutkan oleh Hazrat Khalifatul Masih V pada 5 April 2024
Dalam khotbah Jumat tanggal 5 April 2024, Hazrat Khalifatul Masih V, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menyampaikan kumpulan doa-doa dari...
Average Rating