Sangat disayangkan, selama berabad-abad dalam masyarakat di seluruh dunia perempuan belum mendapatkan hak-hak mereka, sebaliknya mereka kurang mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki. Selama bertahun-tahun topik ini menjadi bahan pembicaraan yang hangat, yaitu bagaimana memastikan hak-hak perempuan dan memberikan mereka kesetaraan.
Terlepas dari berbagai perbincangan, hak-hak perempuan nampaknya tidak dipenuhi oleh masyarakat sebagaimana mestinya. Tetapi 1400 tahun yang lalu, Islam berupaya menegakkan hak-hak dan kesetaraan perempuan secara menyeluruh dan seimbang. Saat wawancara dengan Kenya Broadcasting Corporation, seorang reporter bertanya kepada Huzur (aba) tentang posisi perempuan di dunia saat ini.
Huzur menjawab:
Anda tahu berapa rasio populasi perempuan dan laki-laki? Perempuan lebih banyak dari laki-laki, perbandingannya sekitar 51: 49 persen. Meski demikian, negara-negara yang mengaku sebagai negara yang sangat modern dan hampir selalu berbicara tentang hak-hak perempuan, kepala negara mereka bukan perempuan, padahal jumlah perempuan lebih banyak. Tidak hanya itu, bahkan di parlemen, Anda akan melihat 90 % anggota parlemen – bahkan di negara maju – berasal dari kalangan laki-laki. Jadi perhatikanlah, meskipun mereka mengusung slogan-slogan bahwa perempuan harus memiliki hak dan ini dan itu, tetapi keyataannya mereka tidak menjalankan seperti yang mereka katakan.
Tetapi dalam Islam – Islam mengatakan bahwa ada pembagian kerja; laki-laki memiliki tugas-tugasnya, perempuan juga memiliki tugas-tugasnya. Perempuan harus mengurus rumah rangga tetapi pada saat yang sama, mereka juga harus mendapatkan pendidikan yang baik. Inilah sebabnya mengapa di kalangan perempuan Muslim Ahmadi perempuan kami lebih berpendidikan dibandingkan laki-laki. Tingkat literasi perempuan Ahmadi lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena mereka akan melahirkan generasi penerus yang akan berkarya untuk bangsanya.
Jadi, jika generasi-genereasi tersebut dididik dengan baik, maka mereka akan membantu kalian. Anda bertanya bagaimana membuat sebuah perubahan atau reformasi. Jika perempuan kita terdidik dan mereka membesarkan anak-anak mereka dengan cara menanamkan kejujuran dan menekankan pada mereka tentang pentingnya kejujuran, serta pentingnya pengabdian dan kesetiaan pada bangsanya, bagaimana mereka berkontribusi pada masyarakat dan bangsanya, maka setidaknya generasi mendatang akan dapat melakukan reformasi dan memperbaiki negaranya. Jika tidak, dengan generasi sekarang, dan pola pikir para pemimpin saat ini, kita tidak akan dapat melakukan perbaikan, dan Anda tidak bisa mengatakan bahwa negara Anda akan bisa berkembang atau menjadi lebih baik.
Dalam Islam, perempuan memiliki hak waris. Perempuan memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Jika mereka mampu dan memiliki otak yang cemerlang, mereka akan bisa menjadi dokter, insinyur atau profesi-profesi lainnya. Namun pada saat yang sama, tugas mereka adalah mengurus rumah tangga, mengasuh anak-anaknya agar generasi penerus dapat dididik dengan lebih baik.
[Wawancara Huzur (aba) dengan Kenya Broadcasting Corporation – 27 Agustus 2019]
Sumber: Review of Religion
More Stories
Selamatnya Nabi Harun dari Upaya Pembantaian Fir’aun
Bagaimana Nabi Harun (as) selamat dari perintah Fir'aun untuk membantai anak-anak Bani Israil oleh Firaun? [Jawaban berdasarkan kajian Kitab Perjanjian...
Seperti Apa Shalawat Allah untuk Rasulullah saw?
Di dalam surah Al-Ahzab ayat 57 (dihitung dengan bismillah), Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Rasulullah saw. Tetapi dalam...
Bolehkah Membaca Al-Qur’an Selama Haid (Menstruasi)
Seseorang menyampaikan penelitian kepada Hazrat Khalifatul Masih V, berupa kutipan dari berbagai ahli fikih dan para ulama, yang terkait dengan...
Kesahihan Hadits Cinta Tanah Air Bagian dari Iman
Cinta tanah air bagian dari iman adalah sebuah hadits yang cukup familiar kalangan umat Islam. Tetapi ada yang berpendapat bahwa...
Memahami Pertanyaan Malaikat di alam Kubur Saat Orang Meninggal?
Di dalam hadits terdapat riwayat yang berisi pertanyaan malaikat di alam kubur ketika orang meninggal. Seperti apa hakikatnya? Seseorang dari...
Mengapa Non-Muslim Lebih Sukses daripada Umat Islam?
Sebuah pertanyaan: Mengapa negara-negara non Muslim, yang nampak tidak beriman kepada Tuhan, bisa lebih sukses secara duniawinya? Bagi orang-orang yang...
Average Rating