Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sesungguhnya akan menjadikan Khalifah dari antara mereka di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan Khalifah-Nya orang sebelum mereka. Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka dari keadaan ketakutan menjadi aman, mereka tetap menyembah-Ku dan tiada mempersekutukan suatu apapun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu maka mereka itulah orang-orang fasik. (QS. An-Nur: 55)
Seakan-akan Islam adalah agama yang tampil dengan kekerasan, ketidakadilan dan menakutkan. Padahal sebenarnya misi atau pesan Islam sejati yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad saw. adalah agama yang menebarkan cinta, damai, menyejukan dan keadilan. Untuk menguraikan tentang krisis dunia Islam. Pertama-tama akan dijelaskan tentang definisi dari kata krisis. Hal ini perlu dikemukakan, agar kita semua bisa memahami maksud dari krisis itu sendiri.
Definisi Krisis
contoh penggunaan kata krisis:
Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang asing. (HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232)
“Kalian memaklumi bahwa masa sekarang yang kita hidup di dalamnya ini sangat gelap. Kerusakan telah merasuk dalam keyakinan maupun amal perbuatan manusia. Angin yang kencang dan jahat tengah berhembus di segenap penjuru, menebar kebatilan dan pelanggaran.
Apa yang disebut agama tidak lebih dari ucapan-ucapan yang diulang-ulang bagaikan mesin, dan apa yang disebut amal shalih tidak lebih daripada serangkaian upacara, amal yang mubadzir atau pun tingkah-laku yang munafik.
Keshalihan dan kebajikan yang sejati telah terlupakan. Filsafat dan ilmu pengetahuan zaman ini berjalan berlawanan arah dengan cita-cita kerohanian. Pengaruh yang dibawanya teramat buruk serta mendorong ke arah kebutaan ruhani. semuanya membangkit-bangkit pikiran yang berbahaya serta didorong syaitan.
Mereka yang tenggelam dalam mempelajarinya mulai kehilangan keyakinan agamanya, begitu rupa adanya keadaan itu sehingga mereka mulai memandang rendah kebenaran-kebenaran Ilahi serta memperolok-olokkan amal-amal ibadah seperti shalat, puasa, dan sebagainya.
Wujud dan adanya Tuhan bagi mereka tidak lagi merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Banyak di antara mereka yang anti-agama, tenggelam dalam cara berpikir naturalis, dan walau pun terlahir dan dibesarkan sebagai Muslim, mereka berubah menjadi tidak bersahabat dengan agama. Para pemuda yang memasuki Perguruan Tinggi, belum lagi mereka selesai studinya, sudah mengucapkan selamat tinggal kepada agama dan kewajibannya terhadap agama itu.
Dan ini semuanya hanyalah merupakan sebagian dari adegan yang penuh dengan kebatilan dan kesesatan yang memuakkan. Masih ada lagi bagian-bagian lainnya dari adegan tersebut – mencapai ratusan jumlahnya — semuanya sama-sama memuakkan. Sungguh benar bahwa ketulusan dan kejujuran telah sirna dari permukaan bumi, praktis hampir tidak ada sisanya lagi. Tipu-menipu dan dusta mendusta mencapai puncaknya, yang semuanya hanyalah untuk mengejar keuntungan duniawi.
Orang-orang yang paling jahat dikatakan sebagai mereka yang paling mampu dan paling dapat diandalkan. Tipu-daya ketidakjujuran, dosa, dan pelanggaran norma-norma dalam berbagai macamnya, dusta, mengada-ada, makar dan siasat yang seburuk-buruknya, sedang bertambah-tambah jumlahnya. Ditambah lagi dengan pertengkaran-pertengkaran dan perdebatan- perdebatan sengit yang membangkitkan nafsu dan keganasan hewani.
Semuanya itu bagaikan badai yang dahsyat. Lebih banyak manusia memperoleh tambahan pengetahuan dalam ilmu-ilmu yang baru, lebih banyak pengetahuan mereka dalam hukum-hukum alam yang berlaku, lebih merosot lagi mereka dalam tingkah-laku yang patut serta pantas, dan dalam memperlihatkan kesederhanaan dan rasa malu serta dalam rasa takut kepada Tuhan dan kecintaan kepada perilaku yang jujur.” (Fatah Islam/Kemenangan Islam,Hz. Mirza Ghulam Ahmad as, JAI H.1, 1999)
a. Krisis Keimanan & Ketakwaan
Dicabutnya nikmat Khilafat tersebut lebih disebabkan dari perbuatan umat Islam itu sendiri pada masa itu. Oleh karena itu masa Khalifah Rasyidah hanya berumur kurang lebih 30 tahun. Setelah itu, kepemimpinan dalam umat Islam mengalami kemunduran. Berkenaan dengan kondisi umat Islam zaman itu digambarkan oleh Rasulullah saw.. Beliau bersabda:
Padahal, zaman ini jihad dengan pena sangat dibutuhkan, bukan dengan pedang lagi. Karena saat ini Islam tengah mengalami tuduhan yang tidak benar dari berbagai penjuru. Pembelaan melalui tulisan denga menyampaikan argumentasi dari Al-Qurn dan Hadits Nabi saw. akan lebih baik dan bijak dalam pengembangan ajaran Islam. Sejatinya setiap orang mukmin satu dengan yang lain saling bersaudara, sebagaimana dalam Al-Quran Allah Ta’ala berfirman:
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara. (QS. Al-Hujurat : 10)
Rasa persaudaraan yang ditanamkan oleh nabi saw. kepada umatnya bahwa orang-orang beriman itu bersaudara, nampaknya pada zaman ini sulit ditemukan dan dirasakan. Bahkan, tidak sedikit perselisihan justru terjadi di kalangan umat Islam sendiri dan terkadang menjadi penyebab pertikaian.
Sementara itu sesungguhnya ajran Islam telah mengajarkan dengan sempurna bagaimana menjalin persaudaraan sesama umat manusia dan juga menjaga keamanan dunia. Dalam hal ini Hz. Khalifatul Masih V atba. menguraikan perkara ini dengan mengutip sabda Hz. Muslih Mau’ud ra. Sbb.:
“Berkenaan dengan menegakan keamanan Hz. Muslih Mau’ud ra. telah menerangkan sebuah point yang sangat indah, selama dunia tidak memahami resep cinta kepada tanah air dan cinta kepada kemanusiaan dan kedua gejolak atau perasaan-perasaan ini dapat berkumpul di satu tempat sampai waktu itu tidak akan bisa aman. Jadi apa bila yang dipikirkan adalah kemanusiaan dan tidak hanya untuk keuntungan negara sendiri bahkan pemikiran itu untuk segenap umat manusia, maka baru keamanan dan kedamaian akan tegak dan untuk itu perlu adanya niat yang baik.” (Khotbah Jumah Hz. Khalifatul Masih V atba, tgl. 17.3.2006)
“Ia akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba yang lemah ini semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal makruf (segala hal yang baik) dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini melebihi ikatan duniawi, baik itu ikatan keluarga, ikatan persahabatan atau pun ikatan kerja. “ (Isytihar Takmil Tabligh)
Menjaga Nizam Khilafat Tetap Berdiri
Di saat kesedihan yang terjadi pada waktu itu melanda para sahabat dan para pengikut beliau as., karena ditinggal oleh Imam Zaman, Hz. Masih Mau’ud as., tiba-tiba degan karunia Allah Ta’ala, beliau ra. terpilih diangkat menjadi Khalifah Awwal untuk meneruskan tugas dan misi yang dibawa oleh Hz. Masih Mau’ud as. dalam menyampaikan dakwah Islam ke pelosok-pelosok dunia.
Coba renungkan sekiranya beliau ra. gagal menjaga Nizam Khiafat ini tetap tegak, maka apa yang akan terjadi bagi kepemimpinan umat Islam di masa akan datang. Dengan karunia Allah Ta’ala, beliau ra. berhasil dan mampu mengemban amanat dari Allah Ta’ala untuk menjaga dan memelihara Nizam Khilafat ini sampai akhir hayatnya dan setelah kewafatannya beliau ra. diganti oleh Hadhrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad ra, seorang putra Hz. Masih Mau’ud as. yang kedatangannya telah dijanjikan oleh Allah Ta’ala sejak usia muda beliau ra. diajarkan dan dibina oleh Hadhrat Khalifatul Masih I ra. dalam bidang kerohanian. Sampai akhirnya tonggak kepemimpinan Nizam Khiafat jatuh ke tangan beliau ra.
Berbagai lembaga untuk memperkuat Nizam Khilafat didirikan oleh beliau ra. Sehingga derap langkah Jemaat melalui nizam Khilafat terus bergerak maju dan kokoh. Beliau ra. mengatur organisasi dengan baik dan tertib. Selain mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, beliau ra. juga mampu menjaga Nizam Khilafat ini tetap berdiri dan kokoh sampai 52 tahun. Dan dengn karunia Allah Ta’ala masa kekhalifahan beliau ra. dianugrahi berbagai keberhasilan dan kemajuan. Dimana pada waktu awal beliau ra. menjadi Khalifahtul Masih ke II, usianya saat itu sekitar 25 tahun.
Para pemuda Ahmadi beramai-ramai mewaqafkan hidupnya (waqaf-e-zindegi) untuk agama. Jamiah Ahmadiyah terus berkembangan di beberapa Negara dan menghasilkan para mubaligh handal yang siap bertugas menyampaikan pesan Islam ke seluruh dunia. Sebuah gagasan yang sangat luar biasa dan efektif untuk mengembangkan Islam ke semua benua, beliau ra. membentuk koorp Mubalighiin dan mengirim mereka ke berbagai tempat dan bertugas di sana dengan sistem waqf-e- Zindegi dan terbukti berhasil.
Dari sanalah Islam mengembangkan pesannya ke seluruh negara. Misi-misi dakwah Islam dibuka di setiap benua dengan mengirimkan mubaligh. Mesjid-mesjid dibangun dan sarana dakwah lainnya. Dengan waktu singkat ajaran Islam tersebar dan misi dakwah terus berdiri di banyak Negara di dunia.
Banyak perkara yang dibukakan rahasianya dalam tafsir beliau ra. Ketinggian ilmu tafsir beliau ra. sangat dikagumi dan diakui oleh orang-orang yang sudah membaca kitab tersebut. Dengan membaca tafsir beliau ra. maka pemahaman-pemaham yang keliru tentang ajaran Islam menjadi jelas dan benar. Begitu juga akan mampu memberikan pengetahuan dan ilmu-ilmu baru tentang berbagai masalah dengan dalil dan argumentasi yang sangat kuat dan rasional.
Moto ini sangat indah dan menyentuh semua lapisan serta mencerminkan ajaran Islam yang indah dan damai. Melalui Jemaat Ahmadiyah dan jiwa para anggotanya motto ini ditampilkan di seluruh dunia dan dijadikan simbol kedamaian dan kesejukan dari ajaran Islam yang sejati. Banyak dari kalangan non Muslim yang sangat mengapresiasi motto ini sebagai symbol keindahan dan kedamaian ajaran Islam. Jika motto ini diamalkan oleh segenap umat manusia, maka perdamaian dunia akan segera terwujud.
Misi-misi dan mesjid-mesjid berdiri di berbagai Negara di benua Afrika dengan pesat. Pusat pendidikan dan rumah sakit pun di bangun sebagai sarana pengembangan Islam. Ribuan orang masuk dalam Islam Ahmadiyah melalui para mubaligh yang bertugas sana dan Islam terus berkembang dengan cepat sampai saat ini.
Kegiatan ini diisi dengan berbagai kegiatan jasmani dan rohani. Beliau ra. dengan sekuat tenaga telah berhasil menjaga dan memelihara Jemaat Ilahi ini sampai berusia 1 abad. Walaupun dalam perjalanan ujian dan cobaan yang berat telah banyak menimpa Jemaat ini. Namun dengan kurnia Allah Ta’ala setelah 100 tahun Jemaat ini tetap berdiri dan semakin kokoh serta berkembang luas di seluruh dunia. Ini membuktikan bahwa Allah Ta’ala senantiasa menyertai Jemaat ini dalam setiap langkahnya.
Jalsah ini dijadikan sebagai syimbol persatuan dan persaudaraa bagi umat Islam di seluruh dunia yang tidak membedakan suku, warna, bangsa dan bahasa apapun bersatu dalam satu bendera Islam. Acara ini dihadiri tidak hanya orang Ahmadi dari berbagai belahan dunia, tetapi dari non Ahmadi dan non Muslim pun ikut hadir. Semua merasakan dan kagum atas kegiatan yang dilaksanakan itu.
Program ini sedang berjalan dan anak-anak waqf-e-nou pun sudah beranjak dewasa dan menyelesaikan studynya dalam berbagai disiplin ilmu. Mereka ditugaskan oleh Jemaat diberbagai bidang di seluruh pelosok dunia untuk membantu percepatan dalam mengembangkan Islam. Anak-anak waqf-e-nou ini selain melanjutkan ke Jamia untuk menjadi mubaligh, ada juga yang mengambil jurusan keilmuan yang diperlukan oleh Jemaat dalam upaya dakwah Islam ke seluruh dunia.
Khotbah Jumaat yang disampaikan seorang Khalifah secara live didengar oleh seluruh anggota dimana pun berada melalui satelit. Ribuan orang menjadi tertarik terhadap Islam melalui MTA. Terutama banyak bangsa Arab yang tertarik melalui MTA ini. Dakwah melalui MTA ke kawasan Arab dengan acara Arab Desk sangat efektif dan berhasil sehingga banyak dari orang-orang Arab menyatakan baiat. Kini MTA sudh berdiri dengan 3 stasiun yang mengudara yaitu MTA International MTA Africa, MTA Al-Arabiyah.
Proyek ini sangat mendapakan pujian dan kekaguman dunia. Karena hanya Jeemat Ahmadiyah satu-satunya organisasi Islam yang telah berusaha menyebarkan Al-Quran ke seluruh dunia termasuk menerbitkan dengan terjemahannya ke dalam 100 bahasa.
Dalam acara tersebut beliau atba. menyampaikan seruan dan solusi untuk kedamaian dunia dan untuk menghindari perang dunia yang mungkin akan terjadi. Banyak tokoh penting dan pemimpin dunia yang sangat terkesan dan memuji ide-ide yang beliau atba. sampaikan. Beliau atba. telah memberikan solusi dan seruan kepada semua pihak di dunia untuk terciptanya keamanan dan perdamaian dunia yang saat ini tengah bergejolak ke arah perang dunia ke 3.
Uraian beliau atba. yang sangat indah dan menarik serta penuh kharisma dalam menjelaskan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam menurut Al-Quran dan sabda Nabi saw. Dengan mendengar uraian beliau atba. Para tokoh-tokoh agama mendapatkan pencerahan dan pemahaman yang benar tentang Islam sejati. Dimana selama ini mereka melihat dan memahami ajaran Islam keliru karena mereka mendapatkan sumber yang tidak benar.
More Stories
Memahami Pertanyaan Malaikat di alam Kubur Saat Orang Meninggal?
Di dalam hadits terdapat riwayat yang berisi pertanyaan malaikat di alam kubur ketika orang meninggal. Seperti apa hakikatnya? Seseorang dari...
Apakah Nabi Isa dan Nabi Daud Membawa Syariat?
Seorang perempuan dari Pakistan menulis surat kepada Hazrat Mirza Masroor Ahmad, "Kitab-kitab wahyu diturunkan kepada Nabi Isa (as) dan Nabi...
Sir Zafrullah Khan, Sosok yang Mengkritik Pembagian Palestina Tahun 1947 di Majelis Umum PBB
Saat ini kita menyaksikan banyaknya korban jiwa di Palestina, tentu kita harus prihatin akan kondisi saat ini, tetapi kita juga...
Pandangan Islam tentang Sihir dan Ilmu Ghaib
Oyekola Nabeel-AhmadBaru-baru ini, Universitas Inggris, Universitas Exeter, telah memulai program pascasarjana di bidang Ilmu Sihir dan Ilmu Gaib. Menurut The Guardian,...
Surah Al-Jumuah dan Kedatangan Nabi Muhammad Kedua Kali
Dimotivasi oleh penjelasan yang keliru terhadap Al-Qur'an yang disampaikan oleh sekelompok orang yang disebut Ulama, sejumlah penentang mengajukan pertanyaan mengenai...
Apakah Imam Mahdi Sudah Datang?
Apakah saat ini Imam Mahdi sudah datang? Di berbagai agama kedatangan Almasih - atau dalam Islam disebut Imam Mahdi -...
Average Rating