Mengapa Non-Muslim Lebih Sukses daripada Umat Islam?
Sebuah pertanyaan: Mengapa negara-negara non Muslim, yang nampak tidak beriman kepada Tuhan, bisa lebih sukses secara duniawinya?
Bagi orang-orang yang beriman, konsep kesuksesan sering dikaitkan dengan keyakinan kepada Allah. Namun bagaimana dengan orang-orang dunia yang tidak percaya kepada Tuhan? Setelah meninjau sekilas tentang apa yang dianggap sukses menurut standar duniawi, misalnya kekayaan, ketenaran dll, kita menemukan bahwa orang yang tidak percaya Tuhan bahkan bisa meraih kesuksesan. Bagi seorang mukmin yang memiliki ajaran yang sempurna, tentu aneh melihat bagaimana negara-negara yang nampaknya tidak beriman kepada Tuhan lebih baik daripada negara-negara Islam. S
Suatu ketika seseorang bertanya kepada Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) mengapa negara-negara yang tidak beriman kepada Tuhan nampaknya hidup dalam kenyamanan? Sementara negara-negara Muslim, untuk memenuhi kebutuhan mendasar saja mereka harus berjuang keras.
Jawaban Hazrat Mirza Masroor Ahmad
Huzur (aba) menjawab:
Apakah umat Kristen hanya tinggal di Amerika dan Eropa? Faktanya umat Kristen juga tinggal di Amerika Selatan, Amerika Latin dan Amerika Tengah. Mayoritas penduduk di seluruh benua Afrika beragama Kristen. Begitu pula dengan beberapa pulau kecil di Indonesia juga dihuni oleh orang-orang Kristen. Apakah negara-negara tersebut sama majunya dengan negara-negara Barat dan Amerika?
Jadi pertanyaannya bukanlah dalam hal menjadi Kristen atau Muslim, namun pertanyaannya adalah, bagaimana negara-negara tersebut bisa sukses?
Terdapat hukum alam dan hukum syariat [hukum agama]. Syariah berjalan sesuai agama, sedangkan hukum alam berjalan sesuai aturan bahwa seseorang diberikan imbalan sesuai usahanya. Jika sebagai Muslim kalian tidak melakukan usaha dan menganggap bahwa hanya dengan menjadi Muslim Allah akan memberikan kalian kesuksesan, tentu kalian tidak berhasil.
Jadi pertama-tama, negara-negara ini harus sadar bahwa mereka mesti berusaha dan melakukan upaya-upaya. Kedua, Allah Taala telah menyatakan bahwa negara-negara Kristen akan memperoleh kesuksesan duniawi.
Isyarat Dalam Al-Qur’an
Bacalah Surah Al-Kahfi dan di dalamnya kalian akan menemukan perihal ini. Hal ini juga dinyatakan dalam Hadits mengenai Dajjal bahwa mata kanannya akan buta tetapi mata kirinya tidak. Mata kiri tersebut melambangkan keduniawian, jadi mereka buta terhadap agama. Namun akan tiba saatnya ketika nilai-nilai tersebut mulai menurun dan tanda-tanda penurunan itu sudah mulai terlihat.
Krisis ekonomi sedang melanda Amerika. Merupakan prinsip ekonomi bahwa grafik bergerak naik kemudian mencapai tahap diminishing return (penurunan tingkat investasi) dan grafiknya mulai turun; ini adalah hukum alam dunia.
Dalam tafsirnya atas surah Al-Anbiya, Hazrat Mirza Basyiruddn Mahmud Ahmad (ra) menulis bahwa pada akhirnya mereka akan mengalami kemunduran, demikian pula agama Yahudi juga akan mengalami kemunduran yang sama.
Jadi kesuksesan duniawi yang kalian saksikan ini sesuai dengan hukum dan sesuai dengan apa yang telah dikabarkan oleh Allah. Kita memiliki nubuatan dari Nabi Muhammad saw yang menyatakan bahwa hal ini akan terjadi, meskipun tidak permanen. Pada akhirnya, umat Islam yang meyakini Islam hakiki dan pada saat yang sama mereka berjuang keras, maka mereka akan sukses.
Menjadi seorang Ahmadi saja tidaklah cukup; sebaliknya jika kita telah menjadi Ahmadi kemudian melakukan upaya-upaya juga, maka kalian akan mencapai kesuksesan duniawi – dan kita menyaksikan hal ini terjadi, dengan izin Allah. Umat Islam di dunia memiliki tingkat literasi sebesar 40% – 50 %, sementara para Ahmadi berada pada angka 99 %.
Islam Mengutamakan Akhirat
Kemudian, konsep yang disampaikan Islam adalah Allah Ta’ala tidak pernah menyatakan bahwa kesuksesan duniawi adalah tujuan utama hidup kita. Sebaliknya, Dia selalu mengarahkan perhatian kita pada akhirat. Allah mengajarkan kita untuk berdoa:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia serta kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa api neraka.” (QS Al-Baqarah [2]: 202)
[Pertemuan dengan Khuddam dari Jerman, 8 Desember 2018. Alhakam.org]
Average Rating