Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) ditanya tentang penyebab dan bagaimana kebenaran di balik Pertempuran Jamal, karena beberapa orang menuduh bahwa Umar ra telah memukuli Fatima ra tanpa ampun sehingga menyebabkan Fatima [ra] mengalami keguguran.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) dalam surat beliau tertanggal 21 November 2019 memberikan jawaban sebagai berikut:
Tuduhan terhadap Umar (ra) yang berkaitan dengan Fatimah sangatlah tidak masuk akal, tidak adil dan bertentangan dengan kejadian dan fakta sebenarnya. Fatimah (ra) hidup hanya beberapa bulan setelah wafatnya Rasulullah (saw). Sebagian besar hidup beliau dilalui dalam kondisi sakit.
Terlebih Fatimah (ra) merupakan putri Nabi Muhammad (saw), bagaimana mungkin Umar (ra) memperlakukanya dengan begitu kejam? Umar (ra) akan menunjukkan kasih sayang yang sangat besar kepada orang-orang yang bahkan mereka hanya memiliki ikatan dengan Nabi Muhammad (saw) meski mereka bukan keturunan fisik beliau.
Pada suatu kesempatan putra Umar (ra), Abdullah (ra), bertanya kepada ayah beliau mengapa ia memberikan uang saku yang lebih sedikit dibandingkan Usama bin Zaid (ra). Umar ra menjawab, ‘Usama lebih dicintai oleh Nabi Muhammad (saw) daripada kamu dan ayah Usama (Zaid bin Haritsah ra) lebih disayangi Rasulullah (saw) di daripada ayahmu (yaitu Umar ra). Oleh karena itulah saya memberikan uang saku lebih banyak kepadanya.
Jadi menuduh sosok yang lebih memilih putra Nabi (saw) dibandingkan putranya sendiri lalu kemudian menganiaya keturunan fisik Rasulullah (saw) tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apapun. Ini adalah tuduhan yang sangat keliru terhadap Umar (ra) yang dilakukan oleh musuh-musuh beliau.
Sejauh menyangkut fakta sebenarnya dari perang Jamal, tidak ada keraguan bahwa perang ini terjadi di antara dua kelompok Islam; mereka adalah pasukan Ali (ra) dan pasukan Aisyah (ra). Tidak ada perang lain yang dilakukan umat Islam yang berdarah sepert ini.
Banyak umat Islam terbunuh, termasuk para panglima besar dan para sahabat yang gagah berani. Tetapi pelaku di balik seluruh kejadian ini adalah pemberontak yang sama yang menduduki Madinah setelah membunuh Utsman (ra). Perang ini juga dipovokasi oleh para penjahat tersebut dengan menciptakan kesalahpahaman antara kedua kelompok Muslim dan dengan menghasut banyak perbuatan jahat.
Hazrat Muslih Mau’ud (ra) telah membahas masalah ini dengan panjang lebar dalam Waqiat-e-Khilafat-e-Alawi. Baca juga itu.”
Sumber: Al Hakam
About Post Author
islamdamai
More Stories
Selamatnya Nabi Harun dari Upaya Pembantaian Fir’aun
Bagaimana Nabi Harun (as) selamat dari perintah Fir'aun untuk membantai anak-anak Bani Israil oleh Firaun? [Jawaban berdasarkan kajian Kitab Perjanjian...
Seperti Apa Shalawat Allah untuk Rasulullah saw?
Di dalam surah Al-Ahzab ayat 57 (dihitung dengan bismillah), Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Rasulullah saw. Tetapi dalam...
Bolehkah Membaca Al-Qur’an Selama Haid (Menstruasi)
Seseorang menyampaikan penelitian kepada Hazrat Khalifatul Masih V, berupa kutipan dari berbagai ahli fikih dan para ulama, yang terkait dengan...
Kesahihan Hadits Cinta Tanah Air Bagian dari Iman
Cinta tanah air bagian dari iman adalah sebuah hadits yang cukup familiar kalangan umat Islam. Tetapi ada yang berpendapat bahwa...
Memahami Pertanyaan Malaikat di alam Kubur Saat Orang Meninggal?
Di dalam hadits terdapat riwayat yang berisi pertanyaan malaikat di alam kubur ketika orang meninggal. Seperti apa hakikatnya? Seseorang dari...
Mengapa Non-Muslim Lebih Sukses daripada Umat Islam?
Sebuah pertanyaan: Mengapa negara-negara non Muslim, yang nampak tidak beriman kepada Tuhan, bisa lebih sukses secara duniawinya? Bagi orang-orang yang...
Average Rating