ramadhan quran

Terangi Hati Dengan Al-Qur’an Selama Ramadhan

Read Time:9 Minute, 25 Second

Al-Qur’an dan Ramadhan memiliki hubungan yang erat. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia yang disertai bukti-bukti yang nyata adanya petunjuk dan pembeda (furqon). (QS Al-Baqarah [2]:186)

Ramadhan penuh dengan berkah yang luar biasa. Al-Qur’an juga turun di bulan ini. Al-Qur’an adalah pelita yang membantu kita mengarungi gelapnya dunia, yang tanpanya manusia akan berada dalam kegelapan. Bulan ini memberi kesempatan kepada kita untuk lebih memperkuat ikatan kita dengan Al-Qur’an. Membacanya setiap hari atau mengkhatamkannya, mendengar bacaannya, atau mendalami terjemahannya. Sebagaimana Rasulullah (saw):

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR Tirmidzi) 

Oleh karena itu, ketika kita membaca dan mempelajari kitab yang mulia ini, kita harus ingat bahwa kita sedang memegang Firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah saw.

Menjadi yang Terbaik

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tentu ingin berusaha menjadi lebih baik, terutama dari sisi rohani, karena memang tujuan kita sebagai manusia di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah. Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberi nasihat kepada para sahabat dua hal ini supaya kita menjadi muslim yang terbaik.

Utsman ra meriwayatkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallambersabda:

 خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Sahih Bukhari, Kitab fadhailil-Qur’an, Hadits 5027)

Jadi mempelajari Al-Qur’an dapat menjadikan kita orang yang terbaik. Tetapi tentunya menjadi ‘yang terbaik’ tidak hanya sebatas membaca saja, melainkan kita pelajari dan resapi sehingga kita dapat menyebarkan hikmah dan ajarannya kepada umat Islam dan seluruh manusia. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menceritakan kepada teman kita tentang suatu hal yang menurut kita menarik dari Al-Qur’an yang kita baca setiap hari.

Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad menulis:

“Mengenai kajian [Al-Qur’an] ini, perlu diingat bahwa setiap orang harus menetapkan untuk diri sendiri sejumlah bacaan yang harus dia baca setiap hari. Ia tidak boleh membaca dengan sembarang, tetapi harus memperhatikan sistem dan ukuran yang teratur. Membaca secara tidak teratur dan tidak menentu tidak akan membuahkan hasil. Jadi yang harus diperlukan terkait mempelajari Al-Qur’an adalah kita harus menetapkan sejumlah sejumlah ayat tertentu yang akan kita pelajari sehari-hari, dan hal itu harus kita baca setiap hari. (The Review of Religions (Bahasa Inggris), Januari dan Februari 1920, hlm. 4-6)

Lebih lanjut beliau menambahkan:

“[…] bacaannya harus tepat dan jangan membaca terburu-buru sehingga dapat menghalangi pemahaman yang tepat tentang maknanya. Membaca perlahan harus dilatih supaya kita dapat memahami makna teks yang kita baca, dan pada saaat yang sama, hal itu memberikan pemahaman yang semestinya kepada kitab suci tersebut.” (Ibid)

Mendengar Bacaan Al Quran

Meskipun membaca Al-Qur’an sangat penting, kita juga dapat meluangkan waktu untuk mendengar firman Allah.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ingin diperdengarkan Al-Qur’an:

عَنْ عَبْدِ اللّٰہ، رَضِى اللّهُ عَنهُ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: اقْرَأْ عَلَىَّ الْقُرْآنَ‏.‏ قُلْتُ: آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ؟ قَالَ:‏ إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي‏‏.‏

Abdullah (ra) meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya, ‘bacakanlah Al-Qur’an untukku.’ Abdulah menjawab, Maukah aku membacakan [Al-Qur’an] kepada engkau, padahal Al-Qur’an telah diturunkan kepadamu? Beliau bersabda, ‘Saya senang mendengarnya dari orang lain.” (Sahih Bukhari, Kitab fadha’ilil-Qur’an, Hadits 5049)

Al-Qur’an memiliki pengaruh yang besar pada hati. Perlu kita ingat bagaimana peristiwa masuknya Umar bin Khattab rhadiyallahu ‘anhuke dalam Islam. Seorang penentang Rasululah yang berniat untuk membunuh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamtetapi ia kembali ke rumah sebagai salah hamba yang sangat mencintai Rasulullah. Dan cahaya dan pengaruh Alquran-lah yang meluluhkan hatinya.

Umar rhadiyallahu ‘anhumeriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللّٰهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Dengan Kitab ini, Allah akan meninggikan suatu kaum dan merendahkan kaum yang lain.” (Sahih Muslim, Kitab Salatil-Musafirina wa Qasriha, Hadits 817a)

Pentingnya Membaca Al-Qur’an dengan Indah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‏ لَلَّهُ أَشَدُّ أَذَنًا إِلَى الرَّجُلِ الْحَسَنِ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ مِنْ صَاحِبِ الْقَيْنَةِ إِلَى قَيْنَتِهِ ‏

“Allah lebih mendengar orang yang bersuara bagus membacakan Al-Qur’an dengan suara nyaring, daripada seorang tuan kepada budaknya (untuk bernyanyi)” (Sunan Ibn Majah, Kitab Iqamatis-shalati was-sunnatu fiha, Hadits 1340)

Selanjutnya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ ‏”‏‏.‏ وَزَادَ غَيْرُهُ ‏”‏ يَجْهَرُ بِهِ ‏‏‏.

“Abu Huraira berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barang siapa yang tidak membaca Al-Qur’an dengan suara yang bagus, maka ia tidak termasuk dalam kelompok kami,’ dan yang lain menambahkan (artinya) ‘membacakannya dengan suara lantang.” (Sahih Bukhari, Kitabut Tauhid)

Hazrat Mirza Masroor Ahmad dalam Khotbah Jumatnya tanggal 29 Maret 2019 menyampaikan:

“Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa suatu ketika Aisyah rhadiyallahu ‘anha datang agak terlambat untuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya mengapa ia terlambat, ia menjawab, ‘Seorang qari sedang membaca Al-Qur’an dengan cara yang sangat indah. Saya mulai mendengarkan pembacaan Al-Qur’an, sehingga terlambat.’ Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengenakan jubahnya lalu pergi ke luar dan melihat bahwa Salim ra-lah yang sedang membaca Al-Qur’an. Melihat hal ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Aku bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahi umatku qari yang begitu indah seperti dirimu.’ (Usdul Ghabbah, Vol. 2, p. 383, Salim Maula Abi Huzaifah, Dar-ul-Kutb al -‘Ilmiyyah, Beirut, 2003)” (Hazrat Khalifatul Masih Vaa, Khotbah Jumat, 29 Maret 2019)

Mencari Perlindungan Allah Ketika Membaca Al-Qur’an

Salah satu amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika membaca Al-Qur’an adalah berdoa ketika membaca ayat-ayat tertentu yang memuat tentang rahmat atau hukuman.

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الأَشْجَعِيِّ، قَالَ قُمْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَيْلَةً فَقَامَ فَقَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ لاَ يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلاَّ وَقَفَ فَسَأَلَ وَلاَ يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلاَّ وَقَفَ فَتَعَوَّذَ

“Diriwayatkan oleh Auf bin Malik al-Asyja’i: ‘Di suatu malam, aku mengerjakan shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau kemudian berdiri dan membaca surat Al Baqarah, tidaklah beliau melewati ayat tentang rahmat, pasti beliau berhenti dan memohon kepada-Nya, dan tidaklah melewati ayat tentang adzab, melainkan beliau berhenti dan meminta perlindungan darinya. (Sunan Abi Daud, Kitab as-Shalat, Hadith 873)

Terus Semangat Membaca Al-Qur’an Walaupun Masih Terbata-bata

Tentang pahala membaca Al-Qur’an terhadap sebuah hadits dalam Sahih Muslim:

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: ‘Orang yang mahir membaca Al-Qur’an ia akan bersama malaikat-malaikat utusan Allah yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata, dan dia merasa kesulitan (membacanya), maka ia mendapatkan dua pahala.” (Sahih Muslim, Kitab shalatil-Musafirin wa Qasriha, Hadits 798a)

Hadits ini memberikan semangat kepada kita. Selain menyebutkan pahala yang besar bagi orang yang lancar membaca Al-Qur’an, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga seakan memberi semangat kepada muslim yang masih kesulitan membaca Al-Qur’an dengan lancar supaya ia tetap berusaha dan tidak putus asa. Jadi, jika kita masih kesulitan dalam membaca Al-Qur’an dengan benar, ingatlah pahala dan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di atas yang menjadi penyemangat kita.

Menjadi Keluarga Allah

Salah satu keistimewaan bagi orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an kita akan menjadi keluarga Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

Dari Anas bin Malik ia berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga [ahlun] dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, siapakah mereka itu?” beliau menjawab: ‘Mereka adalah ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya. (Sunan Ibnu Majah, Kitab al-muqaddamah, Hadits 215)

Memiliki Al-Qur’an di Dalam Hati

Al-Qur’an adalah petunjuk sempurna yang menerangi jalan kehidupan kita dengan segala ajarannya yang cemerlang. Bagaikan bulan yang bersinar, ia memberikan cahaya yang tak ternilai untuk menavigasi hakikat diri dan tujuan sebenarnya hidup kita di dunia. Untuk benar-benar mendapat manfaat Al-Qur’an kita harus berusaha menyatukan Al-Qur’an dengan jiwa kita dengan melakukan upaya keras mengikuti setiap perintahnya. Kita harus berusaha menjaga Al-Qur’an senantiasa dekat di hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

‏ إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

“Sesungguhnya orang yang tidak memiliki Al-Quran di dalam dirinya [yaitu hatinya], ibarat rumah yang hancur.” (Jami’ at-Tirmidzi, Kitab tsawabil-qur’ani ‘an Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam, Hadits 2913)

Ikatan kita dengan Al-Qur’an harus terus dijaga sepanjang hidup dan tidak terbatas di bulan Ramadhan saja. Namun tentu saja, karena bulan Ramadhan memiliki hubungan dan keterkaitan yang erat dengan Al-Qur’an tentu kita berusaha meningkatkan hubungan kita dengan Allah dan Al-Qur’an.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Mari kita Jadikan Ramadhan yang Berkesinambungan
surat Rasulullah pada Heraclius Next post Kebenaran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Berdasarkan 9 Kriteria Heraclius